Thursday, December29, 2011
Saya ingin tahu siapa yang merancang kurikulum pendidikan sekarang?
Mengapa saya ingin tahu, karena saya rasa pendidikan sekarang ini begitu bobrok (saya tidak tahu lagi kata apa yang akan sayagunakan untuk menggambarkannya), itu yang saya rasakan pada pendidikan di kotasaya ini (bukan hanya di sekolah saya).
Bagaimana tidak dimulai dari siswa-siswanya yang diajarkanuntuk mengejar nilai, bukannya menuntut ilmu, terus ditambah dengan jumlah matapelajaran yang di pelajari berkisar 13-15 matapelajaran, dan setiap matapelajaran menuntu standar yang tinggi.
Selama 3 tahun ini saya bersekolah di SMA, saya melihatbagaimana system pendidikan mengajarkan saya dan teman-teman untuk terusmengejar nilai, dan harus melewati batas nilai tertentu baru dianggap lulus.Tapi saya tidak terlalu memperdulikan system saya tetap mempelajari pelajaranyang saya suka, dan terkadang tidak terlalu pada pelajaran yang tidak sayasuka.
Maksud dari kurikulum untuk membuat standar nilai ialah agarsiswa-siswa mempunyai standarisasi dan memahami benar-benar memahami materitersebut, bukan berjalan sekilas begitu saja pelajaran tersebut. Maksudnyabegini ketika siswa diajarkan suatu materi, siswa diminta untuk menyanggupibatas terendah dari standar nilai yang ditentukan misalnya 75 (dengan nilaimaks 100), dan jika nilai siswa berada di bawah standar yang ditentukan makasiswa diwajibkan mengulang pelajaran hingga ia mendapat nilai minimal 75, barudinyatakan lulus. Kalau system yang lama, berapa yang didapat siswa segitulahnilainya. Maka wajar kalau nilai dari orang-orang dulu (saya melihat rapororang tua saya yang masih disimpan beliau hingga sekarang) ada yang 0, 20, 60.Sedangkan rapor siswa-siswa sekarang tidak aka nada kita temui nilai-nilaibegitu, pasti minimal nilainya adalah nilai standar yang ditetapkan tersebut.
Lalu apa yang membuat system ini salah, disini ketika siswahanya terpaku mengejar nilai saja, lalu siswa menginginkan agar nilainya beradadi posisi aman yaitu diatas standar, maka siswa akan menggunakan segala carauntuk mendapatkan nilai standar? Ada siswa yang belajar (hal ini cukup baiktentunya), namun ada juga siswa yang menyontek, ujung-ujungnya tetap aja siswayang menyontek ini tidak memahami materi yang diajarkan. Dan diposisi guru,membuat soal yang pastinya lebih gampang agar siswanya bisa lulus ujian,akibatnya penurunan kualitas dari siswa-siswa yang dididik.
>——(---)——<